narasipacitan.com_Di balik jas putihnya sebagai seorang dokter, dr. Warkim Sutarto kini menapaki jalan baru yang tak kalah menantang, yakni politik. Keputusan ini bukan sekadar ambisi pribadi, melainkan panggilan hati untuk berbuat lebih banyak bagi masyarakat.
Saat pertama kali mengungkapkan keinginannya terjun ke dunia politik, keluarga dan rekan-rekannya terkejut. “Apa masih kurang uang? Bukankah lebih nyaman tetap berpraktik?” Begitulah pertanyaan yang sering ia dengar. Namun bagi dr. Warkim, politik bukan soal materi, melainkan tentang daya jangkau pengabdian yang lebih luas.“Dengan menjadi dokter, saya bisa menolong pasien satu per satu. Tapi dengan kebijakan yang tepat, saya bisa membantu ribuan, bahkan jutaan orang,” ungkapnya.
Keinginannya ini semakin kuat ketika ia membaca pemikiran Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan yang menyatakan bahwa jika orang baik tidak masuk ke politik, maka para penjahatlah yang akan mengisinya. Kata-kata itu membekas dalam dirinya, menjadi motivasi untuk mengambil langkah besar ini.
Sebagai dokter yang telah bertahun-tahun mengabdi, dr. Warkim melihat langsung berbagai permasalahan di sektor kesehatan. Salah satu yang paling mendesak baginya adalah ketimpangan dalam akses BPJS Kesehatan.“Banyak warga yang benar-benar membutuhkan justru tidak mendapatkan jaminan kesehatan, sementara mereka yang lebih mampu malah bisa mengaksesnya. Ini harus diperbaiki,” tegasnya.
Selain itu, ia bercita-cita agar setiap desa memiliki setidaknya satu ambulans gratis untuk masyarakat yang kurang mampu. Dengan sistem subsidi silang, ia yakin program ini bisa berjalan tanpa membebani anggaran pemerintah secara berlebihan.
Jejak pengabdian dr. Warkim bukan baru dimulai saat ia mencalonkan diri. Sejak mendirikan Klinik Rawat Inap Medical Mandiri Pacitan, ia sudah rutin menggelar pengobatan gratis hingga pelosok desa. Kegiatan ini berlanjut hingga kini, bahkan setelah kliniknya berkembang menjadi rumah sakit.“Kedekatan saya dengan masyarakat bukan sekadar program politik, melainkan bagian dari komitmen saya sebagai dokter. Saya akan tetap berpraktik, meskipun waktu saya lebih terbatas,” ujarnya.
Memasuki dunia politik tentu tidak mudah, terutama bagi seseorang dengan latar belakang medis. Dr. Warkim mengakui bahwa ia masih harus banyak belajar tentang birokrasi dan tata kelola pemerintahan. Itulah sebabnya ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S3 di bidang ilmu pemerintahan.“Ilmu politik dan pemerintahan adalah dunia baru bagi saya. Tapi jika ingin membuat perubahan, saya harus memahaminya dengan baik,” katanya penuh semangat.
Kini, dengan tekad yang bulat, dr. Warkim siap memperjuangkan kebijakan yang lebih berpihak kepada masyarakat, terutama di bidang kesehatan. Ia percaya bahwa politik bukan sekadar alat untuk meraih kekuasaan, tetapi sarana untuk menciptakan perubahan nyata.“Bagi saya, politik adalah pengabdian. Jika kita bisa membuat kebijakan yang benar, kita bisa menyejahterakan lebih banyak orang,” pungkasnya.
Dari ruang praktik ke ruang kebijakan, dr. Warkim telah memilih jalannya. Kini, perjalanan politiknya baru saja dimulai, dengan harapan besar untuk membawa perubahan bagi masyarakat kabupaten Pacitan.(adv)