narasipacitan.com_Festival Rontek Pacitan (FRP) tahun 2025 dibuka oleh penampilan perdana dari “Sasono Kusumo Tulodo Budoyo” SMA N 1 Pacitan yang mengusung tema rontek “Langkah Suci Sang Penyu”. FRP hari pertama menampilkan rontek dari 4 kecamatan, yakni Punung, Donorojo, Sudimoro dan Nawangan. Para peserta rontek tampil dengan memukau, membawakan tema kearifan lokal setempat.
Kecamatan Punung misalnya, dengan julukan rontek Terakota menceritakan kerja ulet masyarakat desa Ploso yang bermatapencaharian sebagai pembuat genteng dan batu bata. Tanah liat yang melimpah di desa perbatasan Pacitan itu menjadi sumber utama penghidupan warga, lewat produksi bahan bangunan dari tanah liat dengan kualitas terbaik.
Berbeda dengan yang lain, kecamatan Punung menyuguhkan seni musik rontek yang didominasi tabuhan bambu Calung, Celempung, Gambang, dan tentunya rontek. Kecamatan Punung juga membawakan sajian penampilan dengan sound system tanpa tenaga genset berbahan bakar solar, melainkan hanya menggunakan baterai, sehingga tanpa menciptakan polusi. Meski begitu, penampilanya sukses memukau penonton.
FRP 2025 kian spesial karena dihadiri berbagai pejabat penting. Diantaranya Menteri Ekonomi Kreatif/ Kepala Badan Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono, Bupati Anambas Dato’ Aneng dan sejumlah wali kota. Sementara itu, Kepala Badan Otorita Borobudur Agustin Peranginangin yang menyampaikan sambutan Menteri Pariwisata menegaskan dukungan terhadap FRP Pacitan yang masuk dalam 110 Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025. Hal ini sejalan dengan misi Kementrian Pariwisata untuk pencapaian target kunjungan 14,6 – 15 juta wisatawan asing, 1,08 miliar pergerakan wisatawan domestic dan 25,8 juta tenaga kerja sektor pariwisata tahun 2025.
“ Semoga kegiatan ini terus digelar setiap tahun dan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat”
FRP Pacitan 2025 digelar selama 3 hari sejak tanggal 5-7 Juli 2025. Dengan menempuh jarak sekitar 1 kilometer, para peserta rontek memamerkan kreasi musik dari depan kantor bupati Pacitan hingga perempatan Tanjungsari.