narasipacitan.com_Komisi II DPRD Kabupaten Pacitan cemas dengan fenomena penyakit HIV/AIDS di wilayah ini. Pasalnya, data menunjukan kasus Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) terus bertambah setiap tahun. Hingga semester 1 tahun 2024 saja, sudah ada 5 pasien yang terdata di Dinas Kesehatan setempat. Kalangan dewan khawatir adanya kemungkinan warga yang terindikasi penyakit menular ini, namun belum terdeteksi secara medis.
” Kami ingat, program penanganan HIV AIDS ini sudah di laksanakan dari tingkat Puskesmas,” Katanya.
DPRD mendukung diadakanya screening bagi pasien dengan potensi maupun gejala penyakit berbahaya tersebut. Komisi II sebagai mitra pemerintah dalam bidang penanganan kesehatan masyarakat, terus mendorong Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan guna mengidentifikasi lebih dini pasien ODHA. Ini dilakukan supaya petugas bisa melakukan penanganan tepat, dan meminimalisir potensi penularan.
“Upaya preventif kami harapkan lebih dikedepankan” harapnya.
Selain mencegah kasus HIV melalui sosialisasi bahaya penyakit ini, DPRD juga mendorong intensifikasi pendampingan terhadap pasien yang sedang menderita virus ini. Ia berharap, pasien ODHA terhindar dari diskriminasi atau dikucilkan masyarakat. Mereka mempunyai hak yang sama untuk hidup layak, disamping mendapatkan perawatan medis.
“ Fenomena penyakit ini tidak cukup diatasi dampaknya hanya oleh petugas kesehatan, melainkan masyarakat dilingkunganya perlu mendapatkan pengetahuan yang benar, agar pasien tidak dikucilkan.” Katanya.
Dinas kesehatan (dinkes) setempat mencatat sejak 2011 hingga saat ini total jumlah penderita HIV/AIDS di Pacitan mencapai 186 orang. Hingga pertengahan tahun ini ada 56 pasien ODHA yang dipantau petugas medis.
Hal senada di sampaikan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pacitaa, Nur Farida. Menurutnya, kewaspadaan terhadap penularan HIV-AIDS berlaku bagi semua masyarakat. Apalagi warga yang bekerja di perantauan. Itu menjadi perhatian serius pemkab bersama Komite Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) setempat. Pemeriksaan dilakukan kepada perantau yang pulang kampung.
‘’Semakin cepat penyakit ini terdeteksi, harapan hidup sehat dan produktif bagi penderita HIV/AIDS semakin tinggi,’’ ujarnya seperti dikutip jawa pos radar pacitan.
Farida juga meminta masyarakat menghapus stigma negatif terhadap penderita HIV/AIDS. Penanggulangan HIV/AIDS, sambung Farida, melibatkan banyak pihak. Selain pemkab melalui dinkes dan KPAD, juga dibantu sejumlah elemen masyarakat. Tak hanya dalam hal penemuan kasus baru, namun juga terkait upaya mengedukasi pasien.
Sebab, pandangan miring dapat membuat penderita merasa dikucilkan dan direndahkan. “Itu bisa membuat mereka (penderita HIV/AIDS) takut berobat,’’ pungkasnya.