narasipacitan.com_Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan melarang sekolah untuk mengadakan study tour keluar daerah. Ini setelah insiden kecelakaan yang menewaskan 9 siswa dan 1 orang guru yang terjadi di Jawa Barat,baru baru ini. Larangan ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 400.4.2./2201/408.37.2024 tertanggal 17 Mei 2024.
Aturan ini juga menegaskan acara perpisahan kelulusan siswa hanya boleh dilaksanakan di lingkungan sekolah dan secara sederhana untuk menghindari sorotan yang memberi kesan berlebihan. Menurut Budiyanto, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, banyak pengaduan dari orang tua murid terkait pelaksanaan kegiatan di luar sekolah.
“Kasihan juga orang tua yang tidak mampu, jadi kegiatan seperti healing itu perlu dikurangi,’’ sambungnya.
Kebijakan larangan ini mendapat sambutan baik dari DPRD. Ketua komisi II DPRD Pacitan, Rudi Handoko mendukung jika sekolah tidak berlebihan melaksanakan pesta kelulusan siswanya. Apalagi, harus mengadakan seremonial maupun tamasya yang membutuhakan biaya tidak sedikit. Pihaknya tak ingin wali murid terbebani biaya.
“Siswa-siswi inikan harus melanjutkan pendidikan setelah lulus, lebih baik biayanya untuk itu saja, jangan sampai terlalu berlebihan mengadakan pesta kelulusan,” katanya.
Sejatinya, perayaan kelulusan boleh dilakukan. Namun, harus mendapatkan persetujuan guru dan wali murid termasuk komite sekolah. Ia menyarankan agar study tour maupun tamasya, dilaksanakan di daerah sendiri. Pasalnya, banyak obyek wisata di Kabupaten ini.
“Yang utama memutuskan tujuan tour. Wali murid dan komite harus benar-benar menyetujui pelaksanaan kegiatan itu,Ini bisa menjadi pertimbangan sebelum keluar kota. Juga pertimbangan keamanan dan biaya,’’ tuturnya.(agn)
