narasipacitan.com_Fraksi Hanura-Nasdem memandang perlunya solusi nyata untuk menekan angka kemiskinan tiap tahun, disamping mengandalkan program stimulan dari pemerintah, baik berupa bansos ataupun jarring pengaman sosial lainya. Pendidikan, dipandang sebagai salah satu solusi untuk mengentaskan keluarga miskin, dari garis kemiskinan. Melalui pemenuhan pendidikan layak, mereka bisa memperoleh peluang ekonomi yang memadahi untuk mencukupi kebutuhan hidup.
“Tantangan terbesar yang dihadapi dalam program pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah komitmen pemerintah daerah sebagai pengelola pendidikan” kata ketua Fraksi Hanura- Nasdem, Sutikno.
Tentunya, pendidikan layak menyasar generasi muda produktif. Mereka memiliki potensi yang bisa digali sesuai dengan keahlianya, dimana potensi tersebut harus diasah lewat pendidikan yang layak disekolah. Agar, ketika memasuki dunia kerja, para generasi yang menjadi tulang punggung keluarga siap bersaing dengan tenaga kerja lainya. Untuk itu, pemerintah perlu menjamin pendidikan terjangkau dan tidak memberatkan wali murid.
“Kami masih mendengar keluhan orang tua tentang tarikan biaya Komite atau Sarana Prasarana yang dimintakan pihak sekolah. Dan ini di rasa memberatkan, tertutama bagi wali murid yang ekonominya menengah kebawah” imbuhnya.
Disisi lain, Fraksi-Hanura Nasdem juga berharap adanya kemudahan akses beasiswa, terhadap pelajar berprestasi maupun pelajar kategori penduduk kurang mampu. Tak ingin adanya alasan tidak adanya anggaran, Fraksi Hanura Nasdem meminta Pemkab kreatif mencari peluang bantuan beasiswa.
“Selain dari Pemda Pacitan, ada juga peluang beasiswa dari CSR (Coorporate Social Responsibility) perusahaan BUMN. “ katanya.
Sebagai informasi, Persentase penduduk miskin di Kabupaten Pacitan menyisakan angka 13,65 persen pada Maret 2023. Jumlah ini mengalami penurunan dari 13,80 persen pada Maret 2022. Jumlah jiwa yang tergolong dalam kategori penduduk miskin di daerah ini mencapai 76.20 ribu jiwa. Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) untuk mengukur profil kemiskinan. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Sedangkan garis kemiskinan di Kabupaten Pacitan pada bulan Maret 2023 sebesar Rp352.606,00 per kapita per bulan.