narasipacitan.com_Penyakit demam berdarah dengue (DBD) seolah menjadi penyakit rutin yang melanda sebagian wilayah Pacitan. Tahun ini, 11 kecamatan tercatat menjadi wilayah endemik DBD, berdasarkan kajian dan temuan kasus yang di telaah dinas kesehatan setempat. Sedangkan sejak awal tahun, kasus DBD telah menjangkiti sedikitnya 287 orang.
Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Pacitan Joko Susilo Hadi berharap penanganan DBD tidak hanya diandalkan kepada petugas semata. Menurutnya kesadaran masyarakat untuk bersama-sama menanggulangi penyakit DBD merupakan kunci penting menekan resiko penyebaran DBD setiap tahun. Ia berharap, sosialisasi pencegahan melibatkan elemen masyarakat bawah, agar sadar untuk melaksanakan pencegahan berkembangbiaknya nyamuk aedes aygepti.
“Sadar bahaya DBD harus digalakan masal, dari tingkat RT, inisiatif memberantas sarang nyamuk, sera belajar bagaimana pencegahan dan deteksi dini masyarakat yang mengalami gejala DBD.” Katanya.
Sejauh ini, wilayah endemik DBD terdapat di Kecamatan Pacitan (kota), Kebonagung, Arjosari, Tegalombo, Bandar, Nawangan, Pringkuku, Tulakan, Ngadirojo, Sudimoro dan Donorojo. Terdapat tiga puskesmas yang merawat pasien DBD dengan jumlah tertinggi. Yakni, Puskesmas Tegalombo dengan 47 pasien, Puskesmas Donorojo dengan 43 pasien, dan Puskesmas Tanjungsari Pacitan dengan 43 pasien.
Jumlah kasus DBD pada bulan Januari hingga April tahun 2024 sudah mendekati angka keseluruhan kasus pada tahun 2023, yang tercatat sebanyak 297 kasus. Ini disinyalir akibat perubahan cucaca yang memperparah perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD. Catatan Dinkes, serangan DBD pada Januari 47 kasus, Februari 29 kasus dan Maret 35 kasus. Sementara sepanjang April tercatat 176 kasus.
Pemerintah daerah melalui dinas kesehatan setempat gencar melaksanakan aksi pemberantasan sarang nyamuk. Melalui fooging masal, pencarian kasus infeksi dengue dan kasus suspek infeksi dengue.(agn)