narasipacitan.com_Komisi II DPRD Kabupaten Pacitan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan managemen RSUD Dr. Darsono, Pacitan, Senin (25/3). Dalam rapat tersebut, dewan kembali memperingatkan agar insiden wanprestasi pada proyek gedung rawat inap RSUD Pacitan, tidak terulang kembali.
“Kedepan mesti harus lebih ketat, kami tidak ingin mendengar keterlambatan atau molor karena alasan terbatasnya waktu.” Tegas Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pacitan, Rudi Handoko.
Keterlambatan proyek, lanjut Rudi, akan berdampak signifikan terhadap pelayanan kepada masyarakat. Gedung yang seharusnya siap pakai, malah tak kunjung beroperasional karena pembangunanya yang terhenti atau wanprestasi. Pun, ini dikhawatirkan juga berdampak terhadap kualitas bangunan.
Sementara itu, Direktur RSUD Pacitan mengamini, insiden wanprestasi gedung rawat inap RSUD Pacitan bakal jadi pembelajaran. Untuk saat ini, proyek senilai 22 miliar itu sudah rampung dan bakal segera beroperasional. Hanya, dua gedung yang diberi nama Flamboyan dan Bougenville ini belum dapat difungsikan dalam waktu dekat. Pasalnya, sejumlah fasilitas belum mumpuni dan baru akan diisi.
“Kita intens mengawasi melibatkan managemen rumah sakit untuk verivikasi factual lapangan. Saat ini sudah 100 persen, tinggal bagian depan pembangunan pagar, tempat parkir dan penambahan daya listrik” katanya.
Rencananya, Gedung 5 (Flamboyan) untuk pelayanan stroke, syaraf, NICU (neonatal intensive care unit) dan ruang intensif khusus anak-anak. Sementara Gedung 6 (Bougenvile) untuk ruang obstetri dan ginokology (obgy) serta ruang penyakit dalam, anak-anak, dan ibu melahirkan.(agn)
