narasipacitan.com_Pemkab Pacitan tengah berusaha keras menurunkan prevalensi stinting. Angkanya masih cukup tinggi. Berdasarkan data terakhir, Hasil Survei Status Gizi Indonesia SSGI, prevalensi stunting diangka 20,6 %. Sementara hasil survei 5 tahunan masih dinantikan. DPRD Kabupaten Pacitan berharap, pemerintah mengevaluasi penanganan stunting dari hulu hingga hilir.
“Kami berharap ada rekap tahunan dari pemkab Pacitan sendiri, dan data progress yang signifikan tiap tahunya”, pinta anggota komisi II DPRD Kabupaten Pacitan, Agus Setyanto.
Anggaran penanganan stunting di Pacitan cukup besar. Bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) sebesar 1,6 miliar rupiah. Sumber dana ini diharapkan mampu menurunkan stunting, sesuai target pemerintah daerah sebesar 16.87 %.
“Kami harap program ini menyentuh langsung kepada penderita stunting, dan ibu hamil untuk mencegah anaknya berpotensi stunting”, tambahnya.
Pemerintah memiliki tantangan tersendiri dalam penanganan stunting. Diantaranya pendidikan orang tua balita yang rendah akan indikasi dan cara pencegahan potensi anak stunting. Pendapatan keluarga rendah yang menyebabkan kurangnya gizi ibu hamil dan bayi baru lahir, serta faktor pola asuh yang kurang tepat.
“ Kami menemui juga, sunting itu berkorelasi dengan tingginya angka perkawinan anak. Ini menjadi pekerjaan yang memang rumit dan kompleks, butuh kerjasama semua pihak,” katanya.
Agus Setyanto berharap masyarakat tidak ragu untuk mengakses program pencegahan stunting. Termasuk memanfaatkan fasilitas medis diwilayahnya untuk mendeteksi indikasi dan mengetahui cara pencegahan anak berpotensi stunting.(agn)