narasipacitan.com_Tahun ini pemkab Pacitan masih harus bergelut dengan penanganan stunting. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Pacitan mencapai 20,6 persen. Sedangkan untuk 2023 masih menunggu hasil survei lima tahunan Survei Kesehatan Indonesia (SKI). Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pacitan Heru Wiwoho berharap angka stunting di daerah berjuluk Kota 1.001 Gua ini turun sesuai target.
‘’Yakni, 16,87 persen,’’ kata Heruwi, sapaan Sekda, dalam acara Rembuk Stunting Kabupaten Pacitan Tahun 2024 di Gedung Karya Darma, Kamis (21/3).
Menurut Heruwi, ada beberapa faktor penyebab masih tingginya kasus stunting di Pacitan. Di antaranya pendidikan orang tua balita yang rendah, pendapatan keluarga rendah, pola asuh kurang tepat. Selain itu, tingginya angka perkawinan anak juga fasilitas pelayanan kesehatan tingkat desa yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Selain itu higienitas dan sanitasi lingkungan masih perlu pembenahan. Termasuk akses sumber air bersih yang belum memadai.
Anggota komisi II DPRD Kabupaten Pacitan mengatakan permasalahan stunting di Pacitan tak bisa dianggap remeh. Jika penanganan gagal, kualitas sumber daya manusia generasi mendatang yang jadi taruhanya. Untuk itu, program penanganan stunting harus melibatkan semua pilar masyarakat, pemerintah dan keluarga. Sunarko berharap, mimpi menurunkan angka stunting di tahun 2024 tak hanya jadi angan semata.
”Kita harus mengakui kalau angka stunting di Pacitan tinggi, bahkan paling tinggi kalau dibandingkan angka stintung se-eks karesidenan Madiun” ujarnya
Dirinya menambahkan, program percepatan penanganan stunting harus senantiasa dievaluasi secara periodik. Dirinya juga berharap, setiap organisasi perangkat daerah (OPD) mengesampingkan ego sektoral, demi mencapai target penurunan stunting tahun 2024 mendatang. Semua pihak mesti punya andil, dalam rangka mendeteksi hingga mencegah resiko stunting.
Ia berharap pemerintah daerah juga menambah alokasi anggaran untuk penanganan stunting tiap tahunya. Pemenuhan gizi terhadap ibu hamil juga balita harus jadi perhatian utama pemerintah daerah. Gizi dan nutrisi yang tercukupi, menjadi kunci balita bebas stunting.
“Peran pemerintah desa itu yang paling penting karena sangat paham kondisi warganya”imbuh wakil rakyat dapil Tulakan-Kebonagung tersebut.