Peduli Petani Kopi Robusta Nawangan, PLN UP Pacitan Serahkan Bantuan Pupuk KF50

pupuk KF50 adalah campuran dari 50% limbah FABA (Fly Ash & Bottom Ash) dicampur dan diolah dengan 50% bahan organik. Selain teruji menyuburkan tanaman, PLN UP Pacitan juga mengolah FABA menjadi bahan daur ulang lain

Kelompok tani kopi di kecamatan Nawangan menerima bantuan pupuk KF50, buatan PLN UP Pacitan

narasipacitan.com_Raut bahagia menyelimuti wajah para petani kopi di kecamatan Nawangan. Permasalahan kelangkaan pupuk yang mereka hadapi bertahun-tahun, kini coba diatasi dengan hadirnya pupuk organik berbahan baku limbah batu bara. Pupuk hasil inovasi PT PLN Unit Pembangkitan Pacitan menjadi sarana baru, untuk meningkatkan kapasitas panen dan menekan ongkos produksi.

Pupuk KF50 diserahkan langsung oleh jajaran managemen PT. PLN UP Pacitan, Minggu pagi (18/8) kepada kelompok tani kopi Robusta, setelah sebelumnya menggelar gowes bersama menikmati pemandangan di wilayah Agropolitan tersebut. Total pupuk gratis yang disalurkan berkisar 150 kg. Pemberian pupuk secara cuma-cuma ini, merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan pembangkit listrik yang beroperasi di Kecamatan Sudimoro tersebut.

Senior Manager PLN UP Pacitan, Abdi Nafi mengatakan, pupuk KF50 telah teruji secara ilmiah mampu meningkatkan kesuburan tanaman. Terutama pada komoditas perkebunan dan tanaman ladang. Inovasi pengolahan limbah menjadi pupuk organik merupakan upaya PLN UP Pacitan untuk membantu perekonomian masyarakat. Pihaknya membuka diri, bagi kelompok tani yang ingin mengakses CSR berupa pupuk KF50.

“Bisa hubungi bagian humas (Hubungan Masyarakat) kami, untuk selanjutnya akan kami bantu” Katanya.

managemen PT. PLN UP Pacitan menyapa warga sambil bersepeda

Perwakilan kelompok petani kopi Robusta Nawangan: Wahyu Dayun, mengaku punya harapan besar dengan adanya pupuk organik KF50. Pasalnya, petani kopi di wilayah ini kerap kesulitan akibat kelangkaan pupuk. Disisi lain, pertanian kopi menjadi sumber penghasilan warga, disamping komoditi tanaman pangan lain, seperti padi dan palawija. Ia berharap, pupuk KF50 mampu mengurangi ongkos produksi, sehingga meningkatkan laba hasil panen.

Muhamad Riskika, salah satu pegiat kopi yakin tanaman yang dinikmati hampir semua kalangan ini, punya pasar yang prospektif. Namun, petani memerlukan inovasi, untuk menjaga stabilitas panen. Salah satunya, dengan memakai pupuk organik hasil olahan limbah batu bara. Dengan menekan ongkos produksi, lewat pengurangan aplikasi pupuk kimia, harga kopi dikalangan petani bisa stabil.

“Sejauh ini value kopi semakin naik, dan petani memang perlu lebih inovatif. Kami menyambut baik CSR yang diberikan PLN UP Pacitan,” Katanya.

PLN UP Pacitan berharap, adanya feedback dari para petani kopi terkait hasil lapangan dari pengaplikasian pupuk KF50, agar selanjutnya bisa dilakukan pengukuran dan evaluasi laboratorium. Untuk diketahui, pupuk KF50 adalah campuran dari 50% limbah FABA (Fly Ash & Bottom Ash) dicampur dan diolah dengan 50% bahan organik. Selain teruji menyuburkan tanaman, PLN UP Pacitan juga mengolah FABA menjadi bahan daur ulang lain. Diantaranya tambahan bahan cor jalan, tanggul irigasi, hingga rumah yang menggunakan bata berbahan olahan FABA. (agn/adv)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *