narasipacitan.com_Penyebaran islam di tanah Pacitan, meninggalkan bukti-bukti sejarah. Salah satunya, sebuah masjid di desa Tanjung Puro kecamatan Ngadirojo. Tempat peribadatan yang dinamai Masjid Tiban Nurul Huda ini diyakini merupakan peninggalan Sunan Gesang, salah satu murid dari wali songo yang sangat terkenal; Sunan Kalijaga.
Walau tidak ada catatan sejarah yang terbukukan, namun banyak berkembang cerita mengenai asal-usul masjid ini. Salah satunya adalah peran dari seorang tokoh bernama Ki Ageng Bandung, orang kepercayaan adipati Ponorogo, penemu pertama kali bangunan masjid Tiban Nurul Huda.
Konon, saat sedang membabat alas, ki Ageng Bandung mendengar suara siulan burung yang indah. Ia pun berusaha mencari keberadaan burung itu dengan menggunakan Gethek (kapal dari bamboo,red). Ia kemudian berhenti pada sebuah pohon Tanjung Kembar, melihat seksama kicauan burung yang sedang bertengger. Saat itu pula, Ki Ageng Bandung menemukan 2 bangunan di dekat pohon tersebut. Yakni sebuah rumah joglo kuno dan sebuah tempat peribadatan yang dibangun melalui susunan batu-bata merah, beratapkan ilalang. Cerita ini, yang diyakini sebagai cikal-bakal penamaan Masjid Tiban Nurul Huda.
Meski telah melewati beberapa kali rehab/ namun ciri khas masjid kuno tetap dipertahankan jemaah setempat. Empat tiang atau soko guru bangunan masjid berbahan kayu jati, terpelihara hingga kini. Tiang kayu yang menyisakan bekas tatahan kasar tetap berdiri tegak tanpa dihaluskan. Demikian pula dengan kayu berukir yang melintang diatasnya. Seluruh bagian kayu hanya dipoles cat warna coklat.
Masjid Tiban Nurul Huda jarang sepi. Ruang utama selalu dipenuhi jemaah salat 5 waktu. Kala hari jumat tiba, jemaah salat jum’at bahkan membludak hingga ruang depan. Pemandangan serupa juga terjadi malam hari bulan Ramadhan, yaitu saat salat tarawih.
Muhidin, takmir masjid mengatakan pada bulan tertentu, ruang tengah masjid kerap menjadi jujugan jemaah yang ingin wirid dan berdzikir. Adapun titik yang dipilih biasanya, adalah ruangan di bawah rangka kayu.
“Suasananya tenang, ayem, jadi banyak jemaah yang berdzikir disini bertah berlama-lama” katanya.(agn)