narasipacitan.com_Hujan deras yang mengguyur Pacitan Senin (9/1), memicu musibah di sejumlah wilayah. Atap rumah semi permanen milik Jaiman, warga dusun Cabe desa Wonodadi Kulon ambruk dan melukai pemiliknya. Kronologi berawal ketika penghuni rumah mendengar suara mencurigakan dari arah dapur. Spontan, Jaiman bergegas ke dapur saat cuaca sedang hujan deras. Tiba-tiba, atap rumah yang diduga lapuk, ambruk. Lansia itu tertimpa reruntuhan puing atap dapur. Beruntung, hanya mengalami luka ringan.
“Alhamdulilah tidak apa-apa, sudah di periksa oleh bu bidan,” kata Sardi, warga setempat.
Sehari sebelumnya, hujan deras juga memicu tanah longsor di rumah Sarijem warga dusun Ngawen II desa Semanten, Pacitan. Konstruksi rumah yang lapuk termakan usia, membuat atap bangunan ambruk ketika diterjang hujan deras. Beruntung, pemilik rumah selamat. Warga setempat mengevakuasi pemilik rumah dan memindahkan puing atap yang runtuh. Di kecamatan Donorojo, rumah milik Sakinem di dusun Wungu desa Gedompol, juga nyaris ambruk akibat talud pondasi rumah longsor setelah diguyur hujan. Pemilik rumah memilih mengungsi, khawatir rumahnya tergerus longsor.
Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwi Andriatmoko menghimbau masyarakat, agar mewaspadai potensi bencana Hidrometrologi, akibat intensitas hujan sedang hingga lebat. Himbauan ini seiring prediksi BMKG Juanda terkait potensi bencana Hidrometrologi di Jawa Timur pada musim penghujan kali ini. Cuaca ekstrem berpotensi menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi.
“Musim kemarau kemarin kan cukup lama ya dan panasnya lebih kering. Jadi kalua terguyur hujan, tanah itu jadi labil dan mudah longsor. Inilah yang menjadi ancaman dan perlu diwaspadai,” katanya
Kewaspadaan tinggi perlu ditingkatkan, terutama dikawasan dengan topografi perbukitan yang dibawahnya menjadi pemukiman penduduk. Masyarakat diminta mengidentifikasi potensi pergerakan tanah dan melakukan langkah pencegahan dini.(agn)